Reynald Alfian, mahasiswa Filsafat UGM mengeluhkan tidak kunjung cairnya beasiswa bulanan yang dijanjikan pemerintah melalui program Bidik Misi. Sejak Agustus lalu, beasiswa yang dijanjikan belum juga diterimanya. “Padahal waktu itu sudah butuh banget. Orang tua saya juga susah cari biaya masuk sini dan biaya hidup bulanan,” keluhnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Muhammad Najeb. Dia mengeluhkan perihal pencairan Bidik Misi yang seharusnya ia terima tiap bulan tetapi tidak jelas kapan akan diterimanya. “Hingga saat ini saya masih belum tahu Bidik Misi yang seharusnya saya terima itu kapan cairnya?,” ujar mahasiswa prodi Ilmu Filsafat 2012 ini.
Untuk diketahui, program Bidik Misi UGM dibagi menjadi SK I dan SK II. Pada kuota awal terdapat 1000 penerima yang termasuk dalam SK I Rektor. Beberapa saat kemudian, pemerintah membuat kebijakan untuk menambah kuota. UGM pun mendapat tambahan sebanyak 102 penerima yang kemudian dimasukkan dalam kelompok SK II Rektor. “Kuota awal 1000, kemudian ada kebijakan pemerintah untuk menambah kuota penerima sebanyak 102. Sehingga total di tahun 2012 ini ada 1102 penerima,” ujar Drs. Samino, M.M., Kepala Subdirektorat Kesejahteraan Mahasiswa, Direktorat Kemahasiswaan UGM.
Najeb dan Reynald sendiri termasuk dalam kelompok penerima sesuai dengan SK Rektor II. Hingga kini mereka belum menerima sepeser pun uang Bidik Misi. Padahal sesuai aturan yang ditetapkan, Bidik Misi seharusnya masuk ke rekening pribadi mahasiswa setiap bulannya. Hal ini sesuai pada Buku Pedoman Bidik Misi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2012. Dalam peraturan tersebut dijelaskan, PTN menyalurkan bantuan biaya hidup kepada mahasiswa per bulan atau maksimal 3 (tiga) bulan. Bantuan ini cair terhitung dari awal kalender akademik yang diberikan pada awal periode tiap-tiap universitas. Untuk di UGM sendiri kalender akademik dimulai setiap Agustus.
Ketika dikonfirmasi mengenai keterlambatan ini, Dr. Drs. Senawi, M.P., Direktur Kemahasiswaan UGM, mengatakan bahwa UGM hanya menjadi fasilitator dalam pemberian beasiswa Bidik Misi. Pihak universitas hanya menyerahkan data penerima kepada pemerintah pusat melalui Kantor Pelayanan Pemberdaharaan Negara (KPPN) untuk ditindak lanjuti pendistribusiannya. “Kita hanya setor nama-nama yang berhak menerima,” jelasnya. Dia menambahkan, UGM hanya menerima biaya pendidikan untuk para penerima Bidik Misi. Sedangkan biaya hidup bulanan akan ditransfer langsung ke rekening mahasiswa oleh pemerintah. “Kalau Bidik Misi, uang beasiswanya itu langsung ke rekening mahasiswa, sehingga yang tau sudah cair atau belumnya itu mahasiswa sendiri,” imbuhnya.
Mendukung pernyataan Senawi, Samino juga mengatakan bahwa keterlambatan yang terjadi dapat disebabkan karena kesalahan input data. “Yang menjadikan terlambat akibat kesalahan input data dan kesalahan administrasi. Satu kesalahan data berimbas pada keterlambatan semua penerima Bidik Misi,” jelasnya. Untuk meminimalisasi kesalahan data yang terjadi, Dirmawa mencoba untuk melakukan verifikasi data penerima secara berkala, “Tiap bulan UGM verifikasi data agar tidak ada penyelewengan SK II,” tuturnya.
Samino menambahkan pihak universitas akan terus melakukan koordinasi dengan pemerintah agar dana Bidik Misi SK II segera turun. Koordinasi dilakukan dengan menanyakan perkembangan pencairan dana bagi penerima Bidik Misi SK II. “Kami terus menanyakan kepada pihak pemerintah dan dijanjikan akan cair dalam waktu dekat,” ujar Samino. Disisi lain, Najeb dan mahasiswa penerima Bidik Misi SK II lainya tetap berharap beasiswa yang dijanjikan segera terealisasikan, “Semoga Bidik misi untuk SK II ini dapat segera terdistribusikan ke penerimanya,” pungkas Najeb. [M.Adriansah A.P, Khairil Maqin, Suci Amaliah, Oktiviani Primardiani]