
gita. bal
UGM menyelenggarakan konferensi pers berkaitan dengan peringatan Dies Natalis UGM Ke-63. Acara yang diselenggarakan pada Selasa (16/10) siang ini bertujuan mensosialisasikan rangkaian acara peringatan Dies Natalies UGM. Hadir sebagai pembicara, Ketua Umum Dies Natalis Ke-63, Dr. Rizal Mustasyir, M.Hum dan Dr. Aprinus Salam, M.Hum selaku Ketua I Dies Natalis Ke-63. Selain itu, Drs. Haryanto Sentot, Msi, sebagai Ketua II Dies Natalis Ke-63, serta Wijayanti, S.I.P, Humas UGM, juga turut memberikan keterangan. Acara yang bertempat di Ruang Sidang Lantai II Gedung Rektorat ini juga dihadiri puluhan awak media.
Peringatan Dies Natalis UGM Ke-63 rencananya akan mengangkat tema “UGM sebagai Cagar Budaya Kebhinekaan dan Kepedulian”. Menurut Dr. Rizal Mustasyir, M.Hum, tema ini dipilih karena secara historis perjalanan UGM tidak dapat dilepaskan dari semangat kebhinekaan dan kepedulian. Semangat pluralisme bagi mahasiswa UGM telah diinisiasi sejak kegiatan PPSMB 2012, dan acara perayaan Dies Natalis ini diharapkan dapat mewujudkan semangat persatuan tersebut. “Tema ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mewujudkan dan membangkitkan spirit kebhinekaan serta kepedulian secara lebih masif,” jelas Rizal.
Rangkaian acara Dies Natalis UGM Ke-63 akan diawali dengan Upacara Pembukaan dan pidato Rektor UGM di Balairung pada Jumat, 19 Oktober mendatang. Selanjutnya, perayaan Dies Natalis akan berlangsung selama 2 bulan. Puncaknya, akan diselenggarakan Upacara Peringatan Dies Natalis tanggal 19 Desember nanti.
Lebih lanjut, Dr. Aprinus Salam, M.Hum, Ketua 1 Dies Natalis Ke-63, memaparkan bahwa dalam rangkaian acara nanti juga akan diselenggarakan Kongres Pemuda Nusantara. Kongres tersebut bertepatan dengan hari peringatan Sumpah Pemuda. Mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi yang berdomisili di Yogyakarta nantinya akan dilibatkan. “Sejauh ini, sudah ada sekitar 20 universitas yang akan berpartisipasi,” ujar Wijayanti, Humas UGM.
Menurut Aprianus, kongres ini juga berkaitan dengan keprihatinan UGM akan kekerasan yang akhir-akhir ini marak di lingkungan kampus. Kongres Pemuda Nusantara kemudian diharapkan dapat menjadi awal positif untuk menciptakan iklim yang kondusif di kalangan pemuda dan mahasiswa. “Kongres tersebut nantinya akan menghasilkan deklarasi yang akan dibacakan saat hari peringatan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober nanti,” jelas Aprianus.
Ketika disinggung mengenai acara yang akan mengundang banyak penonton dari luar UGM, Rizal menyatakan akan mengusahakan agar membebaskan biaya masuk ke lingkungan UGM saat acara Dies Natalis. “Mungkin akan seperti saat SNMPTN, peraturan Kartu Identitas Kendaraan (KIK) ditiadakan untuk sementara, sehingga penonton bisa masuk secara gratis,” terangnya. Dengan adanya rencana peraturan tersebut, diharapkan Dies Natalis ini tidak hanya akan menjadi milik UGM, tetapi juga milik seluruh masyarakat Yogyakarta. [Dimas Yulian Rahmanto, Hamzah Zhafiri, Shiane Anita Syarif]