Balairungpress
  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
Newest post
Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...
Jurnalis Perempuan Selalu Rasakan Ketimpangan dan Kekerasan
Zine Media Perlawanan Alternatif Perempuan di Tengah Perayaan...
Proyek Kapitalisasi Kegilaan
Kelakar UGM, KKN Tak Boleh Kelar
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir
SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan
Jejak Trauma Kolektif Korban Kekerasan Orde Baru dalam...
Jurnalis Perempuan Selalu Rasakan Ketimpangan dan Kekerasan
Zine Media Perlawanan Alternatif Perempuan di Tengah Perayaan...
Proyek Kapitalisasi Kegilaan
Kelakar UGM, KKN Tak Boleh Kelar
Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah
Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau
Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender...
Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir
SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

Balairungpress

  • REDAKSI
    • KILAS
    • ALMAMATER
    • LAPORAN UTAMA
    • APRESIASI
    • INSAN WAWASAN
  • NALAR
    • WAWASAN
    • KAJIAN
  • REHAT
    • ARSIP
    • BUKU
    • FILM
    • OPINI
    • SASTRA
  • BINGKAI
    • ANALEKTA
    • INFOGRAFIS
    • KOMIK
    • PERISTIWA
    • SKETSA
  • PIPMI
    • Direktori
    • Suplemen
    • PUBLIKASI
  • ENEN
  • IDID
ALMAMATER

Menolak Seragam dalam Keberagaman

September 28, 2012

Kerinduan masyarakat Yogyakarta akan hadirnya pelangi seusai hujan agaknya terbayar dalam acaraRainbow for Peace. Tepat di titik nol kilometer yang menjadi pusat keramaian Yogyakarta, lingkaran pelangi manusia berpusar menampilkan kebhinekaan Indonesia. Lebih dari seratus lima puluh pemuda mengenakan kaus berwarna pelangi dengan lincah menarikan fragmen-fragmen singkat dari tari saman, kecak, jaipong, tortor, dan tari perang; kombinasi tari yang juga dinamai Tari Kebhinekaan. Layaknya hujan, sore itu mereka hadir untuk menyejukkan Indonesia yang tengah memanas lantaran konflik SARA.

Kegiatan ini muncul karena adanya banyak peristiwa kekerasan yang terjadi akhir-akhir ini, mulai dari kejadian penyerangan di LkiS hingga kegiatan lain yang menunjukkan kekerasan dari satu ormas. Bahkan ternyata, pemuda pun banyak yang terlibat dalam kasus-kasus kekerasan, seperti tawuran-tawuran pelajar SMP hingga universitas. “Di situ kemudian kita berpikir, ada enggak poin yang bisa dibagikan,” ujar panitia acara, Bernando J. Sujibto.

Sebelumnya, hampir dua minggu tagar bertema RainbowforPeace atau RfP memenuhi situs-situs jejaring sosial seperti Youtube, Twitter, dan Facebook. Tiga video berisi kolase foto-foto pemuda/i tayang diYoutube; dengan tagline Muda, Beda, dan Cinta Damai. Dengan bangga, ratusan pemuda membawa papan-papan, yang di antaranya, bertuliskan ‘Saya Lesbi dan Feminist’, ‘Homoseksual 100%’, ataupun ‘Saya Calon Guru SLB’.

John Quale, persona Prince Poppycock sekaligus peserta America’s Got Talent, pernah menyatakan pelangi bukanlah pelangi bila ia kehilangan satu unsur warnanya. Penerapan perkataan tersebut terjadi pada penyelenggaraan acara ini; bahwa siapa pun mereka, terlepas identitas apa pun yang diusungnya, mereka adalah bagian dari lingkaran pelangi.

Sangsaka merah putih juga dikibarkan di tengah lingkaran oleh lima perwakilan yang terdiri dari seorang waria, dua orang bersuku Bali dan Papua, seorang beragama Islam, dan seorang difabel. Mereka dipilih untuk menunjukkan keberagaman di Indonesia yang belakangan coba diseragamkan oleh beberapa ormas tertentu. Tak ketinggalan, lagu Indonesia Raya menjadi ikhwal yang mengiringi momen penyambutan Hari Perdamaian Internasional, Jumat (21/9) sore.

Kegiatan flashmob ini diinisiasi oleh Peace Generation Yogyakarta (Pisgen Yogya), komunitas perdamaian yang diikuti oleh pemuda-pemudi Yogyakarta. Panitia acara mendapatkan ide flashmob dari demonstrasi pink dot di Singapura. Di sisi lain, motif pelangi memang telah sejak 24 September 1961 digunakan sebagai simbol perdamaian, lantaran ia kali pertama muncul dalam demonstrasi untuk menolak gencatan senjata nuklir di Italia.

Kultur komunitas ini yang kemudian memungkinkan percampuran ide-ide antara anggotanya. Termasuk pula menggabungkan ide lingkaran pelangi dengan mengundang ratusan pemuda untuk ikut serta dalam rekaman-rekaman video. Setelah mendapatkan ide lingkaran pelangi, tari bhineka diciptakan oleh lima koreografer amatir. Video tutorial dibagikan jauh-jauh hari agar peserta dapat mengikuti tarian.

Selain tarian di tengah perempatan Titik Nol Kilometer, di panggung yang berseberangan dengan Benteng Vredeburg, grup musik Sastro Moeni Sastra Budaya dan band Jalan Pulang melantunkan lagu-lagu perdamaian dan menyebar di sekitar lokasi. Jika Kami Bersama, lagu hits dari Superman Is Dead, menjadi andalan dalam acara itu. Sekitar tiga puluh pemuda berperan menjadi pengisi acara di panggung, menampilkan komedi dan sulap. Dua puluh pemuda lainnya membawa papan-papan karton dupleks (sandwich board) dengan kutipan-kutipan perdamaian. Sementara itu, peserta lain menunggui para pelawat area Malioboro untuk membubuhkan kesan-pesan perdamaian pada bentangan kain putih panjang.

Komunitas yang lahir di Yogyakarta pada 2002 ini menghadirkan seruan kepemudaan, pluralisme, nirkekerasan, dan partisipasi dalam setiap aktivitasnya. Lima PIC (person in charge) berperan memegang komunitas. Kelima orang itulah yang mengikat anggota Pisgen Yogya dengan komunitas kepemudaan seluruh Indonesia. Tak kurang dari 18 komunitas turut berpartisipasi dalam acara ini, di antaranya Jaringan Perempuan Yogyakarta, Save Diversity, Gusdurian, Youth Interfaith Forum on Sexuality, Kampung Halaman, Komunitas Cemara, Komunitas Jendela, Forum Indonesia Muda (FIM), hingga komunitas Yogyakarta untuk Kebhinekaan (YUK!).

Bernando bercerita dalam komunitas Pisgen, mereka berbagi curahan hati, terutama masalah-masalah kekerasan dan isu perdamaian, bahkan hingga konteks personal. Kendati tak memiliki sekretariat tetap, setiap minggu anggota Pisgen Yogya mengadakan pertemuan. Seringkali mereka memperoleh ide dari pertemuan-pertemuan dadakan, puluhan aktivitas bertema perdamaian bahkan hanya lahir dari pertemuan-pertemuan di warung kopi yang tak direncanakan. Dari percakapan-percakapan semalam suntuk itu pula mereka mengaku menemukan tempat untuk mengadu. Apalagi anggota di komunitas itu adalah mahasiswa-mahasiswa rantau yang tak hanya berasal dari daerah Jawa. Tak khayal Pisgen Yogya dapat dijadikan ruang untuk mengaktualisasikan perdamaian tanpa menutupi identitas. Di sana mereka dapat berdiri secara tegak sesuai dengan identitas mereka sendiri. [Dewi Kharisma Michellia]

 

 

jogjakeberagamanperdamaian
0
Facebook Twitter Google + Pinterest

Artikel Lainnya

Bebani Mahasiswa dengan Biaya Mahal, UGM Bersembunyi di...

Penerapan Uang Pangkal, Neoliberalisasi Berkedok Solusi

Pedagang Kaki Lima Stasiun Wates Digusur Tanpa Dasar...

Kicau Riuh Kampus Hijau UGM

SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...

Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...

Bebani Mahasiswa dengan Biaya Mahal, UGM Bersembunyi di...

Penerapan Uang Pangkal, Neoliberalisasi Berkedok Solusi

Pedagang Kaki Lima Stasiun Wates Digusur Tanpa Dasar...

Kicau Riuh Kampus Hijau UGM

SSPU Tetap Jalan, Aksi Tolak Uang Pangkal Hasilkan...

Habis SSPI, Terbitlah SSPU dalam Dialog Panas Mahasiswa...

Berikan Komentar Batal Membalas

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Pos Terbaru

  • Aksi Hari Buruh Soroti Ketimpangan atas Ketidakpedulian Pemerintah

    Mei 4, 2025
  • Gerakan Hijau Tersandera Meja Hijau

    Mei 4, 2025
  • Naskah Nusantara seperti Cerita Panji Ungkap Keberagaman Gender dalam Sejarah Indonesia

    Mei 3, 2025
  • Masyarakat Pesisir Tuban Kian Terpinggir

    April 30, 2025
  • SEJAGAD, Serikat Pekerja Kampus Pertama di Indonesia, Resmi Didirikan

    April 28, 2025

Jurnal Balairung Vol. 2 No. 2 (2020)

Infografis

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Yu Par, Legenda Kantin bonbin

Menyambut Coming Out Age dengan Berubah Menjadi Panda

Moral Tanpa Tuhan

Sampah Kota Ditopang Swadaya Warga

Berebut Gunungkidul

Hubungi Kami

Facebook Twitter Instagram Pinterest

Ads

Footer Logo
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • AWAK
  • KONTAK
  • KONTRIBUSI

©2022 BPPM BALAIRUNG UGM