Rabu (5/9), Dr. Erwan Agus Purwanto, M.Si. dinyatakan menjadi dekan terpilih Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM periode 2012-2016. Erwan berhasil mengungguli rivalnya, dekan sementara, Dr. Phil. Hermin Indah Wahyuni, S.I.P., M.Si. dengan mengantongi 60 dukungan dari total 95 suara. Sementara 33 suara menjadi milik Hermin dan 2 suara abstain. “Ini adalah kemenangan bersama. Kami akan bekerja bersama untuk kemajuan Fisipol,” ungkap Erwan.
Kemenangan Erwan sebagai dekan terpilih ditentukan melalui pemilihan dalam rapat senat terbuka hari itu di ruang seminar timur Fisipol. Pemilihan ini melibatkan seluruh dosen tetap PNS dan tetap non-PNS yang diangkat dengan SK rektor. Akan tetapi hanya 95 dosen yang hadir dari 122 daftar pemilih. Sementara, mahasiswa dan karyawan hanya diperkenankan hadir sebagai peninjau tanpa memiliki hak suara.
Sekitar pukul 09.27 WIB, Prof. Dr. Susetiawan Ketua Senat Fisipol, membuka rapat senat terbuka setelah sempat ditunda selama 15 menit untuk mencapai kuorum. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan rasa belasungkawa serta memimpin doa atas meninggalnya ayah Hermin Selasa sore (4/9). Ia juga menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Hermin atas integritasnya karena telah mendahulukan kepentingan publik. “Rektorat sudah mengizinkan pemilihan dekan (pildek-red) ini ditunda, tetapi Bu Hermin memilih untuk terus lanjut,” tuturnya.
Agenda pertama adalah pembacaan tata tertib pemilihan dekan oleh Dra. Retnowati S.U. Tata tertib disampaikan berdasarkan peraturan rektor UGM No. 205/P/SK/HT/2008. Selanjutnya, masing-masing calon menyampaikan visi dan misinya selama sepuluh menit. Hermin mendapat giliran pertama berbicara. Dalam pemaparannya, Hermin mengungkapkan tiga program utama yang menekankan pada optimalisasi riset, restrukturisasi kebijakan dan tata kelola, serta inovasi program kesejahteraan bagi dosen dan staf. Di sisi lain, Erwan menyasar pada penyelarasan visi misi universitas dengan fakultas. “Kita harus bisa mengidentifikasi apa mimpi UGM ke depan dan strategi apa yang akan dilakukan Fisipol,” ungkapnya. Erwan menawarkan tiga program prioritas yaitu menjadikan jurusan sebagai ujung tombak riset, mengembangkan sistem pendidikan yang inovatif, dan meningkatkan kualitas serta publikasi riset.
Pemaparan visi dan misi berjalan singkat tanpa disertai tanya jawab karena sebelumnya telah diadakan jaring aspirasi pada Rabu (29/9). Menurut Susetiawan, sebelum pemilihan ini memang telah dilakukan serangkaian mekanisme pildek. Proses awal dilakukan Panitia Pemilihan Dekan dengan menyebarkan pengumuman. “Pencalonan diumumkan kepada semua civitas yang punya hak memilih dan dipilih untuk mendaftarkan diri sebagai calon,” ungkapnya. Menjelang akhir pendaftaran hanya dua bakal calon yang mendaftarkan diri. “Dari hasil verifikasi, dua orang tersebut lolos dan atas persetujuan rektor, mereka ditetapkan sebagai calon dekan,” tambah Susetiawan.
Hermin, calon dekan incumbent menceritakan proses pencalonan dirinya. Ia mengaku didukung oleh jurusannya bernaung, Ilmu Komunikasi untuk maju dalam pildek kali ini. “Ini sebuah keberanian bagi saya karena selama ini Fisipol belum pernah dipimpin oleh perempuan. Terlebih saya belum profesor,” ujarnya. Senada dengan Hermin, Erwan mengungkapkan, dirinya juga didorong oleh jurusan Manajemen Kebijakan Publik untuk maju dalam pildek. “Tugas pemimpin adalah menjalankan administrasi publik, kalau tidak ada pemimpin maka urusan publik tidak akan berjalan,” tuturnya.
Setelah verifikasi selesai, kedua calon kemudian menyusun visi, misi, dan program kerja yang akan dilakukan. Susetiawan menceritakan, jauh sebelum jaring aspirasi, milis dosen sudah ramai dengan perbincangan seputar pemilihan. “Milis ramai oleh dosen yang mengajukan pertanyaan kepada para calon dekan, dan calon dekan kita yang muda-muda itu sangat piawai dalam memberikan argumen,” imbuhnya. Visi, misi, dan program kerja tersebut kemudian dipaparkan secara resmi dalam jaring aspirasi di hadapan perwakilan dosen, karyawan, dan mahasiswa.
Menurut Susetiawan, jaring aspirasi telah berhasil merangkum buah pikiran kedua calon untuk membangun Fisipol. Ia mengungkapkan, “Saya sebagai ketua panitia sangat mengapresisasi mereka karena muda, visioner, dan tidak emosional.” Ia juga memuji proses demokratisasi yang berlangsung tidak dengan pernik konflik yang berarti. “Sudah semestinya UGM melakukan transformasi politik dalam demokrasi, bukan memasukkan realitas politik jalanan ke dalam kampus,” ujarnya. Pernyataan Susetiawan diamini pula oleh Hermin, ia mengungkapkan, tidak ada isu liar dalam pildek ini kecuali mengenai program.
Terpilihnya Erwan menuai tanggapan positif dari berbagai pihak. Ari Sudjito, S.Sos, M.Si., dosen Sosiologi menuturkan apresiasinya, “Dalam pildek kali ini, pemilih bersikap rasional karena telah mempertimbangkan alasan tertentu ketika memilih. Fisipol memang selalu membangun kultur demokratis,” ungkapnya. Ia juga berharap hasil ini dapat membawa dampak yang lebih baik dan bisa membawa terobosan baru. Di sisi lain, Faisal Arief Kamil, Koordinator Senat Mahasiswa Fisipol berharap dekan baru akan lebih berpihak pada mahasiswa. “Kegiatan organisasi mahasiswa harus didukung, mulai dari sekretariat yang layak, matriks yang lebih banyak, dan perizinan yang mudah,” tuturnya. Ia juga menambahkan, kegiatan akademik dan kemampuan organisasi mahasiswa harus berimbang. “Yang saya lihat, selama ini terjadi ketimpangan, program riset banyak, sementara organisasi ditekan,” pungkasnya.(Mukhammad Faisol Amir, Khalimatu Nisa)