Malam itu, Taman Budaya Yogyakarta lebih semarak dari biasanya. Anyaman bambu raksasa menutupi bagian depan gedung. Ya, bambu menjadi primadona dalam karya seni itu. Bahan sederhana yang disulap menjadi sebuah karya seni indah. Di depannya, tampaklah seekor gajah tiruan yang bermalasan di atas ratusan butir kelapa. Begitulah yang tampak dalam perhelatan ART|JOG|12.
Art Fair Jogja atau yang sering disebut ArtJog merupakan perhelatan akbar di dunia seni, utamanya seni rupa. ArtJog merupakan acara tahunan yang sudah dilaksanakan selama 4 tahun berturut-turut sejak tahun 2008. ArtJog kali ini mengambil tajuk ‘Looking East – A Gaze upon Indonesian Contemporary Art’. Melalui tema ini diharapkan pengunjung dapat melihat dengan jeli mengenai apa yang sedang terjadi di kawasan dunia timur, terutama Indonesia. Tak hanya itu. Kita sendiri sebagai bangsa Timur juga dapat membaca ulang dan memposisikan diri di tengah perkembangan yang terjadi, terkait dengan situasi global yang sekarang sedang terjadi.
Dalam pemilihan karyanya, ArtJog menggunakan sistem open call application dimana pada awalnya terdapat 883 seniman dengan total 1.692 karya yang masuk. Namun pada akhirnya hanya 224 karya dari 153 seniman lah yang terpilih untuk ditampilkan dalam art fair ini. Seniman tersebut tidak hanya berasal dari Indonesia, namun juga dari negara – negara lain seperti Yunani, Belanda, Inggris, dan Malaysia. [Nawang Wulan, Rizki Fauzi]

©Rizki

©Nawang

©Rizki

©Nawang

©Nawang

©Rizki

©Rizki

©Rizki