Unjuk rasa menolak kenaikan BBM menjadi fenomena tersendiri. Beragam cara menyalurkan aspirasi dilakoni, mulai dari orasi, aksi teaterikal, sampai membuat coret-coretan berisi kecaman di aspal. Sejak tanggal 27 sampai 31 Maret setidaknya setidaknya tercatat lima aksi dalam sehari. Beberapa lokasi strategis di Yogyakarta seperti Bundaran UGM, pertigaan UIN Sunan Kalijaga, Tugu Yogyakarta, Gedung DPRD DIY, Titik Nol Kilometer, dan Gedung Agung pun menjadi mimbar perjuangan. Berbagai atribut dan ego organisasi pun dikesampingkan demi satu tujuan: tolak kenaikan harga BBM! [Ibnu Hajjar]
Belasan mahasiswa berkumpul di Bundaran UGM. Meski jumlah mereka tak begitu banyak, mereka tetap semangat menyuarakan aspirasinya. Terik matahari pada Jumat (30/3) siang itu tak meredam teriakan mereka.
Pemuda ini tampak kesusahan mendorong motornya yang mogok. Adegan dalam aksi teaterikal ini hanyalah secuplik wajah penderitaan yang akan terjadi jika harga BBM naik
Malam harinya, puluhan mahasiswa kembali berorasi di Bunderan UGM dan memblokir jalan raya sekitar.
Gedung DPRD, Jumat (30/3) didatangi deomonstran. Mereka melakukan orasi dan bertahan hingga malam hari.
Puluhan massa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sedang berjalan menuju pertigaan UIN Sunan Kalijaga. Mereka meneriakkan penolakannya sambil diselingi lagu-lagu perjuangan ala demonstran.
Ketika teriakan, sepanduk dan selebaran dirasa kurang memuaskan, aspal pun jadi pilihan. Demonstran menyuarakan aspirasi mereka dengan cat pilox di jalanan sekitar pertigaan UIN Sunan Kalijaga.
Posko tolak kenaikan BBM di UIN Sunan Kalijaga. Tersisa beberapa orang mahasiswa yang menyaksikan Sidang Paripurna DPR, Jumat (30/3) malam.
Dua buah ban dijadikan bahan bakar âapi unggunâ untuk demonstran.
Dua buah ban dijadikan bahan bakar âapi unggunâ untuk demonstran.
Asap masih mengepul dari sisa-sisa ban yang dibakar.
Salah seorang perwakilan membacakan pernyataan sikap terhadap rencana kenaikan harga BBM.
Titik Nol Kilometer dibanjiri demonstran. Meski Sidang Paripurna telah berakhir, mereka tetap tidak puas dengan keputusan yang dihasilkan. Sabtu (31/3) siang itu, mereka menuntut ketegasan: tolak, bukan tunda.
Massa berkumpul di depan pagar Gedung Agung. Mereka membelakangi barisan polwan yang sengaja disiagakan.
[Foto: Ali, Anugraheni Tri Hapsari, Bayu Satria Adi Nugroho , Regi Yanuar, Tommy S.W]