Bertempat di Selasar Gelanggang Mahasiswa UGM, Keluarga Mahasiswa Sosiologi (KMS) Divisi Seni dan Kebudayaan menggelar pameran fotografi. Pameran yang diselenggarakan pada 23-24 April mengangkat fenomena sosial sebagai tema utamanya. Acara ini berlangsung mulai pukul 15.00 sampai 20.00.
Evania Putri Riefyana, Ketua Panitia acara, menyatakan pameran ini bertujuan membingkai fenomena-fenomena sosial melalui media foto. “Melalui foto, diharapkan pengunjung dapat melihat bahwa di luar sana masih banyak orang yang kurang beruntung,” papar Evania. Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana kita menyampaikan pesan-pesan sosial melalui seni. “Apabila lewat media visual seperti ini fenomena sosial bisa lebih mudah dipahami,” tambahnya. Ia juga berharap dengan pameran ini orang-orang jadi lebih peka dengan lingkungan sekitar.
Foto-foto tidak hanya dipamerkan, tetapi juga dilombakan. Dari 60 foto yang masuk, terpilih 35 foto dari 35 fotografer. Nantinya, foto-foto tersebut akan dinilai berdasarkan dua kategori, yaitu penilaian oleh kurator (dalam hal ini panitia) dan pemungutan suara yang dilakukan oleh pengunjung. Mereka dapat memberikan pilihannya dengan memasukkan pita berwarna putih dalam kotak hitam di sebelah masing-masing foto. Evania juga menjelaskan pengumuman pemenang lomba akan diinformasikan melalui SMS. “Para pemenang akan mendapatkan hadiah berupa uang serta serfitikat,” jelasnya.
Acara ini juga dimeriahkan oleh Pak Peter dan Live Grafity. Pak Peter atau yang dijuluki “John Lenon Jakal” adalah seorang seniman yang biasa mengekspresikan dirinya lewat mengamen. Ia dipilih sebagai bintang tamu karena profesinya sebagai pengamen dapat menjadi salah satu refleksi fenomena sosial. Sedangkan Live Grafity dipilih karena menjadi salah satu media ekspresi seni.
Salah satu foto yang dipamerkan adalah karya milik Ahmad Zidan yang berjudul “Mengais Rezeki di Piyungan”. Dalam fotonya terlihat dua orang pria dengan pakaian lusuh sedang mengais sampah. Di sebelah, tertulis bahwa mereka harus melanjutkan hidup di tempat pembuangan sampah dan mendapat rezeki dari bukit sampah. Karya lainnya adalah potret milik Suci Yanthary Putri, mahasiswa HI ’11. Potret berjudul “Lintingan Usia” ini memperlihatkan seorang nenek memakai kemeja garis-garis yang sedang merokok. Dalam penjelasannya ia menjelaskan merokok adalah kegiatan yang tidak mengenal usia, meskipun dapat membahayakan kesehatan.
Berbagai macam foto yang ditampilkan menarik perhatian para pengunjung. Tak hanya berasal dari dalam kampus, acara ini juga dihadiri oleh mahasiswa di luar UGM. Salah satunya adalah Ustanul Rozak, Psikologi dan Pendidikan UNY ’11. Menurutnya, acara ini sangat menarik dan berseni. Selain itu, foto-foto tersebut juga telah membuat matanya terbuka lebih lebar. “Melihat fenomena sosial menyedihkan yang terjadi di sekitar kita membuat saya miris,” ujarnya. Suci sebagai peserta berpendapat bahwa pameran ini memiliki konsep yang bagus. Namun di sisi lain, ia juga mengungkapkan kekecewaannya. “Kata panitia semua foto yang masuk akan ditampilkan, ternyata fotonya diseleksi lagi dan hanya beberapa yang ditampilkan,” ujarnya. [Dian Puspita, Hamzah Zhafiri Dicky]