Aksi menentang rencana pemerintah menaikkan harga BBM kian memanas. Jumat (30/3) sedikitnya terjadi tujuh aksi penolakan di tempat berbeda. Aksi terjadi mulai dari pagi hingga tengah malam. Mereka melakukan orasi sampai aksi bakar ban untuk menyuarakan aspirasinya. āKita akan terus melakukan aksi untuk mengawal sidang paripurna agar tidak menaikkan harga BBM,ā tegas Edi Subroto, Koordinator Lapangan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Sejak pukul 10.00, massa yang tergabung dalam GMNI menggelar aksi demonstrasi di Bundaran UGM. Massa melanjutkan aksinya di Monumen Tugu Jogja, lalu melakukanĀ longmarchĀ menuju Gedung DPRD DIY.Ā Sesampainya di sana mereka bergabung dengan massa dari Himpunan Mahasiswa Islam-Majelis Penyelamat Organisasi (HMI-MPO). Sekitar pukul 14.00 massa dari PDI-Perjuangan turut bergabung. Massa dari GMNI dan HMI-MPO bahkan bertahan di depan Gedung DPRD DIY hingga malam hari.
Sementara itu, di pertigaan UIN Sunan Kalijaga, massa dari Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) melakukan aksi serupa. Sejak sore hari mereka telah menduduki jalan. Massa berorasi dan membakar ban bekas. Akibatnya, beberapa ruas jalan yang melewati Jalan Urip Sumoharjo pun dialihkan. Massa baru membubarkan diri sekitar pukul 00.00 WIB. Sekitar pukul 23.30 pun masih terjadi aksi lanjutan. Puluhan massa dari berbagai elemen menggelar orasi dan melakukan pembakaran ban di Bundaran UGM. Aksi ini berlanjut hingga tengah malam. āKalau BBM tetap naik, SBY harus siap turun,ā pekik salah seorang orator.
Unjuk rasa menentang rencana pemerintah menaikkan harga BBM telah bergulir sejak beberapa minggu lalu (Aksi Rakyat Tolak Kenaikan BBM).Ā Aksi tersebut kian meluas menjelang digelarnya Rapat Paripurna DPR terkait usulan pemerintah menaikkan harga BBM. Rapat yang seyogyanya digelar pada (29/3) lalu diundur satu hari. Namun hal ini tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk menyuarakan aspirasinya. āKita akan mengawal sampai rapat ini selesai dan menghasilkan keputusan,ā ujar Imam S. Arizal, Ketua PMII Cabang Yogyakarta.
Rapat paripurna pada Jumat (30/3) telah menuai keputusan. Sebanyak 366 anggota DPR dari Partai Demokrat, PAN, PKB,PPP, Golkar, setuju dengan opsi 2, yaitu pasal 7 ayat 6(a). Pasal tersebut berbunyi āDalam hal harga rata-rata ICP dalam kurun waktu enam bulan berjalan mengalami kenaikan atau penurunan lebih dari lima belas persen pemerintah diberi kewenangan menyesuaikan harga BBM bersubsidi dengan kebijakan pendukungnya.ā Namun demikian, kenaikan harga BBM dipastikan tidak terjadi pada 1 April 2012.
Meskipun demikian, massa tetap akan menggelar aksi. Bahkan rencananya, Sabtu (31/3) siang, massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Menggugat akan mengepung dan menduduki Gedung Agung hingga 1 April. Aksi ini diperkirakan akan lebih besar dari aksi-aksi sebelumnya.
Polisi pun gencar melakukan pengamanan terhadap berbagai aksi tersebut. Irfan S., Kapolsek Danurejan, mengaku menurunkan lebih dari empat ratus personil polisi untuk mengamankan aksi di DPRD DIY dan sekitarnya. āItu sudah termasuk yang berbaju preman,ā ungkapnya. Sementara itu, untuk mengamankan aksi siang ini (31/3), polisi masih akan melihat kondisi massa. āKita fleksibel, tergantung kondisi dan jumlah massa nanti,ā jelasnya.
Menurut Irfan, pihak kepolisian berusaha menjaga situasi agar tetap kondusif. Hal tersebut sudah diupayakan sejak aksi-aksi sebelumnya. āKita menyadari bahwa bagaimanapun adik-adik mahasiswa Ā sudah turut memperjuangkan kepentingan rakyat,ā tandasnya.[Ibnu H.A.]