Judul Buku : Kedai 1001 Mimpi
Pengarang : Valiant Budi
Penerbit : Gagas Media
Tebal buku : xii + 444 halaman
Tahun Terbit : 2011
Kekaguman masa lalu pada akhirnya hilang karena kenyataan yang memilukan.
Hal pertama yang terlintas di pikiran apabila bicara tentang masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah perasaan iba dan marah. Seperti yang ramai diberitakan oleh media, banyak kasus TKI yang pulang ke Indonesia dalam keadaan terluka, cacat, bahkan meninggal. Kendati demikian, tidak mengurangi jumlah pendaftar TKI. Mayoritas dari pendaftar TKI menginginkan penghasilan yang besaruntuk memperbaiki perekonomian keluarga. Kondisi TKI yang serba kekurangan membuat mereka mudah tergiur pada iming-iming gaji besar. Namun, kenyataan yang mereka terima justru tidak sesuai dengan harapan. TKI pada akhirnya harus menerima prosedur yang berbeda dari yang telah dijanjikan ketika pertama kali melakukan kontrak kerja. Kurangnya pengetahuan dan wawasan seringkali membuatmereka lemah untuk membela dirinya. Mereka dihina, disiksa, dan diperlakukan semena-mena oleh majikannya. Mengutip tulisan dalam Kedai 1001 Mimpi, “Datang ke sini itu harus siap ‘dijajah’. Baik jiwa maupun raga.” Rasanya kalimat itu cukup memberi gambaran bahwa negeri tempat TKI bekerja memiliki kebebasan untuk berbuat apa saja kepada mereka, seperti melakukan kekerasan fisik.
Valiant Budi, seorang penulis yang menjadi TKI menulis sebuah buku berjudul Kedai 1001 Mimpi.Buku ini adalah catatan perjalanan penulis selama bekerja menjadi TKI di Arab Saudipada tahun 2009. Apabila mayoritas TKI ingin memperoleh pendapatan yang besar, maka tidak untuk Valiant. Ia ke sana untuk menulis buku travel dari belahan bumi 1001 mimpi tersebut. Selain itu, Valiant berangkat ke Arab Saudi karena negara tersebut terkenal dengan dongeng 1001 Malam yang ia kagumi semasa kecilnya. Awalnya, konsep penulisan buku ini adalah food and travel. Akan tetapi ketika sampai di Arab Saudi, konsep tersebut berubah menjadi buku laporan perjalanan yang disampaikan dengan bahasa sehari-hari.
Buku ini berisi tulisan kisah nyata yang dialami oleh Valiant sejak pertama mendaftarkan diri menjadi TKI sebagai barista (peracik kopi). Kemudian, ia diterima di salah satu Perusahaan Sky Rabbit Coffee yang terletak di Arab Saudi, sampai akhirnya pulang ke Indonesia. Awalnya, Valiant mengira bahwa ia akan ditempatkan untuk bekerja di Jeddah, ternyata malah ditempatkan di Dammam yang tepatnya di kota Al Khobar. Sky Rabbit menempatkan Valiant untuk bekerja di salah satu cabangnya yang berada di Mall Al Rashid. Ia berharap agar ditugaskan dengan teman seperjuangan yang dikenalnya selama seleksi TKI di Jakarta. Namun, ternyata Ia bekerja dengan partner dari negara lain.
Kesan pertama yang Valiant dapatkan dari orang Arab sangat mengecewakan. Mayoritas bangsa Arab meremehkan orang Indonesia yang bekerja sebagai TKI di negaranya. Mereka tidak percaya ketika mengetahui Valiant adalah orang asli Indonesia yang bekerja sebagai barista. Biasanya, mereka menganggap TKI di Arab Saudi bekerja sebagai budak atau pembantu. Setelah mereka mengetahui bahwa Valiant berasal dari Indonesia, banyak komentar tidak menyenangkan terucap. Mulai dari hal kecil seperti tinggi badan, hingga pandangan bahwa negara Indonesia adalah negara miskin. Komentar-komentar negatif yang didengar oleh Valiant tentu membuatnya marah dan sakit hati.
Selama bekerja di Sky Rabbit, Valiant bertemu dengan orang-orang berkelakuan aneh dan menyimpang, baik itu pelanggan, partner kerja, maupun atasan. Pertama, banyak pelangganSky Rabbit yang berbuat tidak senonoh di kedai kopi tempat ia bekerja. Hingga pada akhirnya, Valiant tahu bahwa tempat kerjanya tersebut adalah tempat pelacuran. Kedua, tidak adapartner kerjanya yang bekerja secara disiplin dan jujur. Ketiga, atasan Valiant memperlakukannya semena-mena. Dan keempat, sebagian besar pelanggan Sky Rabbitberkarakter arogan, pemarah, jugasok tahu.
Selang beberapa waktu bekerja di Mall Al Rashid, Valiant mendadak dipindahtugaskan untuk bekerja di cabang Sky Rabbit yang lain. Cabang tersebut berada di kota Dhahran, tepatnya di Mall Dhahran. Kesan pertama saat Valiant datang di kedai kopi tersebut cukup menyenangkan. Selain interior Mall Dhahran lebih modern daripada Mall Al Rashid, fasilitasnya jauh lebih memadai. Namun, ternyata berbagai kejadian ganjil masih sering ia alami, seperti di tempat kerja sebelumnya. Dari sekian banyak keganjilan yang dialaminya, Valiant tetap berusaha untuk menyikapi setiap persoalan dengan cermat dan hati-hati. Hal tersebut disebabkan karena warga Arab Saudi lebih kebal hukum dibandingkan dengan orang pendatang. Seakan-akan peraturan hanya berlaku bagi pendatang. Apabila yang melanggar peraturan orang Arab, mereka hanya berkata, “Tenang, ini negara saya.”
Selama Valiant bekerja di Arab Saudi, banyak peristiwa yang tidak menyenangkan dialaminya. Tidak hanya di Sky Rabbit, akan tetapi jugadi luar lingkungan kerjanya. Salah satunya, ia pernah mendapati seorang bapak membentak dan menampar anak perempuan yang berusia sekitar tujuh tahun di muka umum. Tidak ada penjelasan yang ia dapatkan ketika berusaha mencegah perbuatan bapak itu. Bapak yang mungkin ayah dari anak tersebut bahkan semakin murka kepada Valiant. Setelah merenungkan kejadian tersebut, satu pertanyaan muncul dalam benaknya. “… kenapa saat sang anak dewasa, mereka menyalurkan dendam dengan cara menyiksa pembantu.”
Semakin lama Valiant berada di Arab Saudi, semakin besar keinginannya untuk pulang ke Indonesia. Begitu juga dengan teman-teman TKI yang lain, seperti Yuti, Bambang, Joko, Eldo, Benny, dan Randi. Ia menegaskan bahwa setiap negara memiliki kejelekannya masing-masing. Akan tetapi, keindahan yang ada di Indonesia belum tentu dimiliki oleh negara lain. Seperti yang dialaminya di Sky Rabbit, Valiant terpaksa mematuhi keinginan atasannya untuk berbuat hal yang tidak semestinyaia lakukan, yaitu menandatangani laporan keuangan palsu. Selain itu, kebijakan mencuci ulang gelas kertas bekas, menggunakan bahan makanan atau minuman basi, dan menyediakan tisu yang telah terpakai juga mengusik benak Valiant. Untunglah, setelah berhasil mendapatkan cuti liburpada hari terakhir bekerja, Valiant membuang semua barang yang tidak layak digunakan tersebut. Saat itulah, ia merasa lega melihat sejumlah gelas kertas bekas, tisu yang telah terpakai, dan susu basi teronggok di tempat pembakaran sampah.
Kedai 1001 Mimpi adalah buku yang menarik untuk dibaca. Di dalamnya terdapat banyak pesan moral yang disuguhkan melalui bahasa yang ringan dan mudah dimengerti. Valiant juga memadukan nuansa humor pada setiap alur ceritanya. Poin terpenting dari buku ini, dapat menambah rasa cinta dan bangga terhadap tanah air Indonesia. Hal itu dikarenakan bangsa Indonesia lebih berbudi dan beretika dibandingkan bangsa Arab. Buku travel ini juga memberi pengetahuan kepada pembaca tentang budaya bangsa Arab. Namun sayang, banyak cerita dalam buku ini yang tidak patut dibaca oleh semua usia, contohnya bagian yang mengandung unsur pornoaksi. [Fadhila Rachmadani]