Judul Film : Nothing But The Truth (2008)
Sutradara : Rod Lurie
Skenario : Rod Lurie
Pemain : Kate Beckinsale, Matt Dillon, Alan Alda, Vera Farmiga, Harry Lennix, David Schwimmer, Preston Bailey, Angela Bassett, Noah Wyle
Kewajiban pertama jurnalisme adalah pada kebenaran (Bill Kovach & Tom Rosenstiel: 2006).
Menyingkap kebenaran adalah visi utama yang harus dipikul oleh seorang wartawan. Sayangnya tidak semua orang ingin kebenaran diungkap ke permukaan. Seringkali orang-orang yang “anti kebenaran” ini melakukan tindak intimidasi kepada wartawan yang bersangkutan. Intimidasi tersebut bisa berupa teror, kriminalisasi, maupun premanisme terhadap wartawan.
Berangkat dari fakta itu, Rod Lurie memproduksi film bertajuk Nothing but The Truth. Film berdurasi 108 menit ini berkisah tentang intimidasi terhadap wartawan Sun Times, Rachel Amstrong (Kate Beckinsale). Rachel Amstrong adalah wartawan politik yang teguh memegang kode etik jurnalisme. Suatu ketika ia nekat mengungkap identitas agen CIA, Van Doren (Fera Farmiga) yang sedang dalam tugas penyamaran. Rachel memperediksi ada keterkaitan antara agen CIA dengan skandal percobaan pembunuhan presiden AS di Venezuela. Tulisan Rachel Amstrong ini kemudian membuat petinggi CIA gusar. Pemerintah pun akhirnya terpaksa turun tangan. Rachel dipaksa membeberkan identitas informannya. Namun, ia tetap tutup mulut.
Keteguhan Rachel untuk merahasiakan identitas informan yang ia mintai keterangan perihal usaha percobaan pembunuhan tersebut rupanya berbuntut panjang. Rachel terpaksa mendekam di balik jeruji penjara selama bertahun-tahun. Kehidupan rumah tangga Rachel pun terancam hancur. Ia juga kehilangan hak asuh atas anaknya.
Film besutan Rod Lurie ini berusaha menyampaikan kritik tentang pembatasan hak kaum sipil termasuk wartawan, yang marak terjadi di masa pemerintahan mantan Presiden Amerika Serikat, George W. Bush. Dahulu ketika Bush menjadi orang nomor satu di Amerika, para wartawan banyak yang dipasung hak-haknya. Kebenaran pun dibungkam atas nama menjaga ketahanan nasional.
Konon katanya, film ini merupakan pengembangan dari kisah nyata yang dialami oleh Valerie Plame, yang beberapa tahun kemudian difilmkan dan dibintangi oleh Naomi Watts dan Sean Penn. Kekurangan film ini yakni, adanya beberapa adegan yang tampak ahistoris dengan fakta yang terdapati dalam cerita Valerie Plame. Campuran fakta dari kisah Valerie Plame dan imajinasi liar Rod Lurie inilah yang membuat film jadi tampak sedikit janggal.
Namun secara keseluruhan film ini layak ditonton oleh masyarakat, khususnya bagi mereka, yang memiliki minat pada dunia jurnalisme. Meskipun beberapa kali pemirsanya dipaksa untuk mengerutkan kening karena alur cerita yang rumit. Namun inti cerita sudah cukup tersampaikan. Rod Lurie seolah ingin memberikan penegasan, bahwa kebenaran haruslah disampaikan sebagai kebenaran. [Ayu]