Bertempat di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya (FIB), HMJ Keluarga Mahasiswa Antropologi UGM mengadakan seminar, Rabu (6/4). Seminar berisi presentasi hasil penelitian lapangan mahasiswa Antropologi di Kec. Paninggaran, Kab. Pekalongan pada Januari 2011 lalu. “Dalam tradisi Antropologi, penelitian lapangan merupakan kesempatan untuk mempertanyakan kembali teori,” ungkap Ketua Jurusan Ilmu Antropologi, Dr. G.R Lono Lastoro Simatupang, M.A. saat membuka acara.
Ada sepuluh topik penelitian dengan sepuluh pembicara. Seluruh topik bermuara pada tema besar ”Potongan kota dalam desa, dari hamparan sawah hingga asap pabrik.” Acara dibagi menjadi dua sesi dengan masing-masing sesi berisi lima topik penelitian. Pada sesi pertama, pemerintahan desa, migrasi dan kekerabatan, pertukaran tenaga kerja, perdagangan desa, dan ketegangan agraria, menjadi topik yang diperbincangkan.
Tiap pembicara mengungkap keunikan Paninggaran. Ichsan Rahmanto misalnya, ia memaparkan tidak berlakunya teori Muchammad Tauchid di dusun Gondang. Berdasarkan pengamatannya, petani Dusun Gondang tidak lagi menganggap tanah sebagai sumber penghasilan primer. Sementara dalam pandangan Tauchid, tanah akan selalu menjadi komoditas utama seorang petani.
Pada sesi kedua, tema konsumsi, hiburan dan waktu luang, mitos produksi, teknologi dan mentalitas desa, gaya hidup dan kecantikan desa diangkat. Pindo Adhyaksa menceritakan mitos yang berkembang di Dusun Srijan. Mereka percaya rasa rokok bisa berubah setelah dibacakan Al-Fatihah. Rokok murah berasa rokok mahal. Sedangkan Ardana Kusumawanto memaparkan kesenian lokal, kuntul yang hampir hilang tergusur hiburan modern.
“Seminar ini bertujuan untuk berbagi dengan kawan-kawan FIB maupun luar FIB yang berhubungan dengan tema kami. Harapannya, hasil penelitian itu tidak stagnan di ranah kami, Antropologi, namun juga mendapat respons dari disiplin ilmu lainnya,” jelas Dian Ajeng Pangestu, selaku ketua panitia seminar. [Ali]