Bencana meletusnya Gunung Merapi telah menyedot perhatian tersendiri masyarakat luas. Beragam persoalan mencuat seiring kondisi Merapi yang masih mengalami peningkatan aktivitas. Atas dasar itu, Media Center Merapi bermaksud menggelar perbincangan khusus seputar bencana Merapi. Bekerja sama dengan stasiun TVRI Jogja, digelar talkshow interaktif yang disiarkan secara langsung dari kantor Media Center Merapi, Kamis (11/11) pukul 20.00â21.00. Hadir sebagai pembicara, Gubernur Provinsi DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, Kepala Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dr. R. Sukhyar, dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Dr. Syamsul Maarif.
Dalam talkshow ini, Sri Sultan mengatakan, pihaknya telah memberikan pelayanan untuk menjamin keselamatan para pengungsi. Ia berharap kondisi di setiap posko pengungsian diperhatikan keamanannya. âJangan sampai ada orang-orang yang membuat kondisi pengungsi menjadi tidak nyaman di pengungsian,â tutur Ngarso Dalem.
Terkait pembelian hewan ternak milik warga yang tinggal dalam area rawan Merapi, Dr. Syamsul Maarif menegaskan, hal itu dilakukan demi mengurangi risiko bertambahnya korban. âPembelian hewan bukan tujuan, tapi untuk menyelamatkan manusia yang memilikinya,â ungkap Syamsul. Mekanisme pembelian hewan ternak itu, kata Syamsul, diatur oleh Departemen Pertanian.
Di sisi lain, Dr. R. Sukhyar mencermati pengaruh letusan Merapi yang dapat meningkatkan kesuburan lahan di waktu mendatang. Ia mengungkapkan, hal itu perlu disikapi secara arif sebab aktivitas Merapi yang masih tinggi berbahaya bagi keselamatan warga. Senada dengan itu, Sri Sultan mengatakan bahwa bencana Merapi juga mengandung hikmah. Namun, ia berpesan, meski abu vulkanik dapat menyuburkan, tanah tetap harus diuji tingkat produktivitasnya. Tak hanya itu, hasil-hasil olahan pertanian pascabencana perlu dipastikan bersih dan menyehatkan.
Menyoroti pendidikan bagi anak-anak di posko pengungsian, Sri Sultan pun mengimbau agar ditempuh cara-cara yang tepat untuk membangkitkan semangat belajar anak-anak. Ia berpandangan, meski dapat melanjutkan ke sekolah-sekolah pilihan, anak-anak korban pengungsi memiliki beban psikologis. âPerlu penyesuaian diri lagi di kelas yang baru, dengan teman-teman baru,â tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Ngarso Dalem mengajak masyarakat di luar zona 20 km dari Merapi untuk berpartisipasi meringankan beban para korban. âKita harus bangkit kembali agar potensi daerah kita bisa bangkit juga,â harap Sri Sultan menutup diskusi. [Rony]