Jumat(5/11), Gelanggang Mahasiswa UGM dipenuhi oleh pengungsi. Riuh relawan mewarnai gedung yang biasa digunakan sebagai tempat kegiatan mahasiswa tersebut. 435 pengungsi dari Harjobinangun dan daerah sekitarnya mengungsi ke UGM setelah status aman Merapi ditetapkan menjadi 20 km dari puncak Merapi. Menurut catatan relawan Gelanggang Emergency Response (GER), pengungsi terdiri 206 orang dewasa, 73 orang lansia, 35 anak-anak, dan 19 orang balita. Namun jumlah tersebut meningkat seiring datangnya 333 pengungsi pagi tadi.
Jumat(5/11), Gelanggang Mahasiswa UGM dipenuhi oleh pengungsi. Riuh relawan mewarnai gedung yang biasa digunakan sebagai tempat kegiatan mahasiswa tersebut. 435 pengungsi dari Harjobinangun dan daerah sekitarnya mengungsi ke UGM setelah status aman Merapi ditetapkan menjadi 20 km dari puncak Merapi. Menurut catatan relawan Gelanggang Emergency Response (GER), pengungsi terdiri 206 orang dewasa, 73 orang lansia, 35 anak-anak, dan 19 orang balita. Namun jumlah tersebut meningkat seiring datangnya 333 pengungsi pagi tadi. “Kini jumlah total pengungsi di Gelanggang 768 orang,” ungkap Larasati, Koordinator Posko GER, aktivis Mapagama. Mahasiswa jurusan Geografi 2006 ini menambahkan jika posko tambahan telah dibuka di Gedung Purna Budaya UGM. Jumlah tersebut, menurut Laras, masih akan meningkat. “Pengungsi bertambah, rata-rata pengungsi yang datang ke sini sebelumnya tinggal di rumah. Bukan di posko.”
Sementara itu daftar kebutuhan pengungsi masih tergolong belum terpenuhi. Logistik dasar seperti peralatan mandi, selimut, alat masak, dan konsumsi masih dibutuhkan. Posko bantuan logistik masih dibuka di UGM. Walau demikian, mahasiswa yang mendaftar menjadi relawan semakin bertambah. Saat ini tercatat lebih dari 200 orang relawan yang mendaftar. “Bagi yang ingin menjadi relawan, dan memberikan bantuan logistik, langsung saja datang ke Gelanggang. Saat ini kami benar-benar membutuhkan bantuan logistik,” kata Laras.
Kesehatan pengungsi tempaknya mulai perlu diperhatikan. 24 pengungsi saat ini dirawat di ruang kesehatan Gelanggang. “Rata-rata lansia, keluhannya pusing, sakit mata, dan sesak nafas,” tutur relawan yang menjaga ruang kesehatan. Walau demikian, penanganan penyakit perngungsi di Gelanggang Mahasiswa tergolong cepat karena telah tersedia dokter. Selain itu suplai obat juga tergolong cukup.
Di sisi belahan UGM yang lain, relawan lain yang tergabung dalam Disaster Emergency Response Unit (DERU) juga menampung bantuan logistik. Unit yang dibentuk Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UGM ini, bergerak di bidang distribusi logistik,assessment posko, distribusi dana dan trauma healing. Kini tercatat 100 orang relawan tergabung dalam unit ini. “Ke depannya LPPM juga membuka program KKN terkait bencana Merapi ini,” ungkap Fikri Yuda Adam, koordinator relawan DERU, mahasiswa Kehutanan 2006. [Gading]