Selain pindahan dari beberapa posko pengungsian, GER UGM juga mendapat tambahan pengungsi baru.
Hingga Minggu (7/11) pukul 21.50, ada pertambahan jumlah pengungsi menurut data Gelanggang Emergency Response (GER) UGM. Di Gelanggang Mahasiswa, pengungsi terhitung berjumlah 236 orang. Jumlah ini lebih besar dibanding sehari sebelumnya yang sebanyak 221. Para pengungsi mencakup batita 8 orang, balita (9), anak-anak (18), remaja (31), dewasa (146), dan lansia (26). Sementara itu, peningkatan pesat jumlah pengungsi terjadi di titik pengungsian Pusat Kebudayaan Hardja Sumantri. Jika Jumat (5/11) lalu berjumlah 390 orang, hingga Minggu malam pengungsi di eks Purna Budaya itu menjadi 812. Mereka terdiri atas 22 batita, 54 balita, 68 anak-anak, 102 remaja, 476 dewasa, 81 lansia, dan 6 ibu hamil.
Menurut bagian pendataan pengungsi GER, jumlah itu kemungkinan akan terus bertambah. Kemarin sore misalnya, ada penambahan 23 orang pengungsi yang diantar oleh sebuah institusi sosial. Sementara itu, pengurangan jumlah pengungsi juga terjadi tapi dalam tingkat yang lebih kecil. Para pengungsi yang meninggalkan posko di UGM kebanyakan dijemput oleh kerabat mereka untuk tinggal di tempat yang dirasa lebih baik.
Pertambahan jumlah pengungsi menuntut kecukupan persediaan kebutuhan harian. Dari bagian logistik, tim GER di gelanggang masih membutuhkan tambahan bahan pokok berupa beras dan lauk-pauk. Seperti diuraikan sehari sebelumnya oleh koordinator anggota tim logistik GER, Vio, persediaan logistik harus disiagakan untuk keperluan posko, setidaknya hingga hari ini (8/11). Selain itu, tambahan tikar diperlukan selain sedikitnya 1.000 helai selimut dan 10.000 masker. Kebutuhan popok dewasa (adult diaper) juga mendesak untuk ditambah.
Ia juga menyebutkan, mainan bagi anak-anak perlu diperbanyak. Untuk kebutuhan itu, secara khusus tim logistik akan membahasnya dengan bagian konseling bagi pengungsi. Selain itu, peralatan belajar juga sangat diperlukan, seperti buku dan alat tulis, buku gambar, dan alat mewarnai. Diharapkan logistik ini dapat memberi manfaat untuk mengisi waktu luang para pengungsi, terutama anak-anak. [Rony]