Jumat (15/10) lalu, seorang pengarang asal Malaysia menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung Yayasan Umar Kayam. Karim Raslan, sang pengarang, hadir sebagai narasumber dalam diskusi bukunya Ceritalah Indonesia. Acara yang bertajukOrang Malaysia Melihat Indonesia ini dihelat oleh Kepustakaan Populer Gramedia dan Yayasan Umar Kayam. Puluhan pengunjung berhasil disedot untuk memenuhi yayasan yang terletak di Perum Sawitsari Blok I No.3. Turut hadir pula Budiawan dan Ons Untoro, sebagai pemantik dan moderator diskusi malam itu.
Acara yang dimulai sejak pukul 19:30 dibuka dengan paparan Budiawan tentang Ceritalah Indonesia. Dua intelektual Malaysia yang berlainan cara pandang menjadi ilustrasinya. Intelektual pertama apresiatif terhadap Indonesia karena gelisah dengan keadaan Malaysia, yang masih tertinggal dalam hal demokrasi. Sedangkan intelektual yang lain memburaikan segala hal negatif yang muncul di Indonesia, agar tak terjadi di Malaysia. Sebuah pertanyaan lantas dilontarkan Budiawan kepada Raslan sebagai penutup ilustrasinya. “Seperti apakah Bung Karim memandang Indonesia, seperti intelektual pertama, kedua atau bukan keduanya?”.
Sesi selanjutnya giliran Raslan yang bercerita tentang Ceritalah Indonesia. Lulusan universitas Cambridge ini membuka sesi lewat narasinya tentang penyusunan Ceritalah Indonesia. Ini adalah kumpulan esai-esai Raslan, tentang Indonesia, di berbagai media yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Mengenai proses pembuatan Raslan menuturkan, “Linda Christanty seorang editor yang teliti, setiap perkataan harus dicek. Butuh dua tahun untuk membawa buku ini ke Indonesia”.
Selepas bercerita tentang buku dan alasannya menulis Indonesia Raslan menjawab pertanyaan Budiawan. “Saya melihat Indonesia sebagai contoh yang baik untuk Malaysia. Demokrasi telah berjalan secara baik, membuka ruang agar rakyat berekspresi,” ungkap pria kelahiran Selangor ini. Pendapat serupa dilontarkan Budiawan sebagai impresinya atas tulisan Raslan. “Bung Raslan bertindak layaknya konsultan. Apa yang ia lihat di Indonesia, ia sampaikan kembali ke Indonesia,” ujarnya. Sesi tanya jawab Raslan dengan pengunjung menjadi penutup diskusi.[Ape]